Penjelasan 8 Aspek Hasta Sawanda

Penjelasan 8 Aspek Hasta Sawanda - Hasta sawanda sudah menjadi sebuah peganggan bagi semua penari tradisional entah itu di Yogyakarta maupun di Surakarta. Menjalankan sebuah kesenian tari dibutuhkan skill yang baik supaya tarian yang dilakukan dapat menarik para penonton. Tidak hanya skill saja namun dibutuhkan juga penguasaan karakter, sifat, ataupun hal hal lain yang dapat membantu meningkatkan kualitas gerakan dari seni tari tersebut. Untuk memberikan nilai plus dalam gerakan seni tari dibutuhkan pemahaman mengenai hasta sawanda yang merupakan sebuah yang dijadikan peganggan bagi para penari.

Penjelasan 8 Aspek Hasta Sawanda
google.com

Secara umum pengertian hasta sawanda adalah konsep peraturan tari klasik di Surakarta yang dijelaskan oleh Ngaliman. Hasta sawanda adalah delapan prinsip dalam penyajian seni tari. Konsep ini menjelaskan kriteria kriteria yang harus diterapkan oleh seorang penari dalam menampilkan sebuah tarian. Di dalam hasta sawanda itu sendiri terdapat beberapa macam seperti pacak, pancat, lulut, wilet, luwes, ulat, wirama dan gendhing. Berikut penjelasan lengkapnya.

1. Pacak
Pacak adalah kaidah yang mengacu pada penampilan fisik seorang penari, hal ini dapat berupa gerakan, pola, postur tubuh yang sesuai dengan karakter yang dibawakannya. Pacak sering juga disebut sebagai pathokan untuk melakukan gerakan, sebab di dalamnya mengandung gerakan gerakan dasar untuk melakukan gerak suatu tarian.

2. Pancat
Pancat adalah gerakan peralihan atau perpindahan dari satu gerakan tari ke gerakan tari yang selanjutnya menjadi sebuah satu kesatuan sebuah gerakan tari. Untuk memberikan efek kesinambungan dalam seni tari dibutuhkan pemahaman terhadap unsur pancat ini supaya gerakan satu dengan gerakan lain dapat menjadi satu keselarasan.

3. Lulut
Lulut adalah gerak tari yang telah menjadi satu dengan penarinya. Sehingga gerak yang dilakukan penari seperti mengalir begitu saja. Dalam melakukan seni tari dibutuhkan kemampuan untuk menyelaraskan gerakan, sehingga tari yang ditampilkan dapat menarik perhatian penonton. Keselarasan suatu seni tari dapat digambarkan pada kesinambungan antara gerak tari, iringan, dan karakter tokoh yang diperankan.

4. Wilet
Wilet adalah gerakan seorang penari yang melakukan variasi gerak atau mengembangkan sebuah gerak tari sesuai dengan kemampuan diri seorang penari. Untuk seorang penari, kaidah ini tidak menjadi sebuah pathokan yang sangat diperhatikan. Sebab kaidah ini hanya untuk menutupi kekurangan masing masing penari yang memiliki postur dan gerakan yang berbeda.

5. Luwes
Luwes adalah tingkatan gerakan tari yang dilakukan penari sesuai dengan penari menjadi baik. Bentuk bentuk gerakan yang ditampilkan harus dikerjakan dengan cara menghayati seluruh gerakan yang dilakukannya. Luwes dapat diartikan sebagai kemampuan atau keterampilan yang mampu menghasilkan gerakan yang baik.

6. Ulat
Ulat adalah kemampuan dasar dalam hal pandangan mata, ekspresi yang dilakukan oleh penari untuk menonjolkan karakter yang dibawakan. Ekspresi sangat mendukung suasana agar penontong yang melihat dapat mengetahui secara pasti suasana yang ada dipanggung.

7. Wirama
Wirama adalah kaidah seni tari yang mengacu pada keselarasan antara gerak tari dengan iringan. Tidak hanya gerak dan iringan saja namun juga selaras dengan alur cerita yang dibawakan penari.

8. Gendhing
Gendhing adalah kemampuan atau keterampilan untuk menguasai gerak tari, ekspresi, dan unsur lainnya secara lebih mendalami lagi. Penguasaan gendhing atau unsur unsur penting dalam seni tari secara lebih mendalam dapat menimbulkan keselarasan yang baik.

Sekianlah artikel Penjelasan 8 Aspek Hasta Sawanda. Semoga bermanfaat

Subscribe to receive free email updates: