Cara Penulisan Catatan Kaki (Footnote) Lengkap dengan Contoh

Metode Penulisan Catatan Kaki atau yang dikenal dengan Footnote Lengkap dengan Contoh, Dalam sebuah karya tulis baik ilmiah atau non ilmiah yang mengandung referensi dari buku, web / internet, majalah, surat kabar, jurnal, dll. sebaiknya mencantumkan catatan kaki / footnote.

Cara Penulisan Catatan Kaki (Footnote) Lengkap dengan Contoh

Pengertian Footnote


Footnote (catatan kaki) adalah catatan di kaki halaman untuk menyatakan sumber suatu kutipan, pendapat, pernyataan, atau ikhtisar. 

Catatan kaki / footnote juga dapat menambah kevalidan karya tulisa kita, apalagi bila sedang menulis skripsi, tesis, atau bahkan cuma makalah sekalipun.

Sistematika Penulisan Footnote - Catatan Kaki

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penulisan footnote adalah sebagai berikut.

  1. Nomor penanda catatan kaki / footnote agak diangkat sedikit ke atas, mirip penulisan kuadrat, tetapi tidak sampai satu spasi. Ukuran penandanya juga sedikit lebih kecil. Contohnya seperti ini[1]
  2. Nama pengarang yang dijadikan catatan kaki / footnote ditulis sesuai dengan urutan nama aslinya. Pangkat atau gelar seperti Ir., Prof., Dr., tidak perlu dicantumkan.
  3. Judul buku referensi yang dijadikan catatan kaki dicetak miring (bila ditulis dengan MS WORD) atau digaris bawahi bila diketik dengan mesin tik.
  4. Jika majalah, surat kabar, atau buku ditulis oleh dua orang atau tiga, nama mereka dicantumkan semua.
  5. Jika lebih dari tiga orang, maka yang ditulis hanya nama pengarang pertama, lalu diikuti oleh dkk. atau et al.
  6. Jika sumber referensi dari internet, catatan kaki / footnote yang ditulis harus (ada di contoh di bawah)

Contoh Penulisan Footnote - Catatan Kaki

Perhatikan contoh penulisan catatan kaki yang berasal dari buku di bawah ini !

1. Footnote dari Buku 


a. Footnote dari Buku Dengan 1 Penulis/Pengarang
1. David Nunan, Designing Tasks for the Communicative Classroom (Cambridge: Cambridge University Press, 1989), 34.
2. Suharismi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2004),202.
3. William N. Dunn, Analisis Kebijaksanaan Publik, terj. Mujahir Darwin, (Yogyakarta: Hanindita, 2001), 20-32.
4. Abraham H. Maslow, Motivasi dan Kepribadian 2, terj. Nurul Imam, (Jakarta: Pustaka Binaman Presindo, 1994), 1-40.
Contoh format penulisan lainnya (tanpa tanda kurung):
Ade Iwan Setiawan, Penghijauan dengan Tanaman Potensial, Penebar Swadaya, Depok,  2002, hlm. 14.
b. Footnote dari Buku Dengan 2 Penulis/Pengarang Atau Lebih
Junaidi Samadi - Rachmat Sandira, Analisis Statistik (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2003), 54.

Steiger Ron, et.al., Equality of Educational Oppurtunity (Washington DC: Goverment Printing Office, 1996),23.
c. Footnte dari Buku Tanpa Pengarang
Direktorat Jederal Pendidikan Tinggi, Depdikbud, Kurikulum Pendidikan MIPA LPTK Program Strata-1 (S1) (Jakarta: Depdikbud, 1990),45.

2. Footnote dari Jurnal atau Majalah Ilmiah


Jurnal Atau Majalah Ilmiah ditulis dengan urutan : nama penulis, tahun penerbitan jurnal, judul artikel (diketik diantara tanda petik), nama jurnal/majalah ilmiah (diketik miring), lengkap dengan nomor volume dan bulan, tahun penerbitan, dan nomor halaman artikel itu dimuat.

Contoh : 
J. E. Paquette, "Minority Participation in Secondary Education: A Graned Descriptive Methodology". Educational Evaluation and Policy Analysis. Vol. 3 No. 2, Summer 1991, 157.

3. Footnote dari Skripsi, Tesis dan Disertasi

R. G. Baker, Doctoral Dissertation: "The Contribution of Coaching to Transfer of Training: An Extension Study" (Oregon: University of Oregon, 1981), 14.

Sunaryo, Disertasi Doktor: "Pengembangan Model Pengukuran Produktifitas Perguruan Tinggi di Indonesia" (Yogyakarta: IKIP Yogyakarta, 1984), 105.

4. Footnote dari Makalah

B. R. Joyce - B. Showers., "Teacher Training research: Working Hypothesis for Program Designs and Directions. for Further Study". (Paper presented at annual meeting of American Educational Research Association, Los Angles, 1981),10.

S. Kardi, "Pelaksanaan dan Pengembangan Kurikulum Pendidikan Guru MIPA di IKIP Surabaya" (Paper presented at Seminar Lokakarya Pendidikan MIPA se-Indonesia, Denpasar, 1994), 15.

5. Footnote dari Koran atau Majalah

Tri Budhi Satrio, "Kecap Nomor Tiga" (Kompas, 30 Desember, 2005), 14

Alfred Gordimer, "Do Babies Sing?" (Psychology Today, 2005), 79.

6. Footnote dari Internet

Rujukan dari internet tetap mengikuti ketentuan seperti rujukan-rujukan lainnya dalam artian nama pengarangnya harus ada, tahun, nama artikel, alamat web, dan tanggal akses dilakukan.
Smith Carr - Lionel Garret. "The Figurative Language" Open Dictionary Wikipedia, (http://wikipedia.edu/com, accessed on February 12, 2006)

Sartono Martodiarjo, "Gejolak Harga Minyak Dunia" Dunia Usaha List, (gnu@ussn.edu. diakses 13 Maret 2006)

7. Foonote dari Karya Terjemahan

Clifford Geertz, "Negara Teater". Translated by Hartono Hadikusumo, (Yogyakarta: Yayasan Bentang Budaya, 2000), 67.

SINGKATAN DALAM PENULISAN FOOTNOTE:


Ibid

Singkatan ini berasal dari bahasa latin "ibidem" yang berarti pada tempat yang sama. Singkatan ini digunakan apabila referensi dalam catatan kaki nomor tersebut sama dengan referensi pada nomor sebelumnya (tanpa diselingi catatan kaki lain). Apabila halamannya sama, cukup ditulis Ibid., bila halamannya berbeda, setelah Ibid. dituliskan nomor halamannya. Kalau kata ibid. terletak di awal catatan kaki, huruf awalnya ditulis dengan huruf capital (Ibid), sedang bila terletak di tengah kalimat, misalnya sesudah kata-kata �Disadur dari� maka huruf pertamanya ditulis dengan huruf kecil (ibid).

Hal seperti ini sama artinya juga dengan idem (yang berarti telah disebutkan sebelumnya atau sama) disingkai �Id.,� yang umum digunakan pada kutipan legal.

Contoh penggunaan ibid:
[1] Ferdian., �Tindakan Kecil Orang-Orang Besar�, Rumbi Press, 2010, hal.23
[2] Ibid
[3] Id. at 29.

atau 
 1 Arthur Asa Berger, Media Analysis Techniques,terj.SetioBudi (Yogyakarta: Penerbitan Universitas Atma Jaya, 2000), hal. 45.
2 Ibid.
3 Ibid., hal. 55.

Op. Cit.

Singkatan ini berasal dari bahasa latin opere citato yang berarti pada karya yang telah dikutip. Singkatan ini digunakan apabila referensi dalam catatan kaki pada nomor tersebut sama dengan referensi yang telah dikutip sebelumnya, namun diselingi catatan kaki lain. Op.Cit. khusus digunakan bagi referensi yang berupa buku.

Contoh penggunaan Op.Cit:
1Satjipto Raharjo, Hukum Masyarakat dan Pembangunan (Bandung: Alumni, 1976), 111.
2Daniel Goleman, Emotional Intelligence. (Jakarta: Gramedia, 2001), 161.
3Bobby dePorter & Mike Hernacki, Quantum Bussiness, terj. Basyarah Nasution, (Bandung: Kaifa, 2000), 63-87.
4Rahardjo, Op.Cit., 125.

Loc. Cit.

Singkatan ini berasal dari bahasa latin loco citato yang berarti pada tempat yang telah dikutip. Singkatan ini digunakan sama dengan Op.Cit., yaitu apabila referensi dalam catatan kaki pada nomor tersebut sama dengan referensi yang telah dikutip sebelumnya, namun diselingi catatan kaki lain. Namun, referensi yang diacu Loc.Cit. bukan berupa buku, melainkan artikel, baik itu dari koran, majalah, ensiklopedi, internet, atau lainnya. 

Contoh penggunaan lo.cit:
1Sarwiji Suwandi, �Peran Guru dalam Meningkatkan Kemahiran Berbahasa Indonesia Siswa Berdasarkan Kurikulum Berbasis Kompetensi�, Kongres Bahasa Indonesia VIII, (Jakarta : Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia, 2003), 1-15.
2Suwandi, Loc.Cit

Perlu diketahui bahwa ada perbedaan format catatan kaki, antara Indonesia dan Barat. Ada kalanya, sebuah buku menggunakan format penulisan Indonesia dan ada pula yang menggunakan format penulisan Barat. 

Demikian cara atau metode Penulisan Footnote atau catatan kaki beserta contonya, semoga bermanfaat

Subscribe to receive free email updates: