Ijtihad sebagai Sumber Hukum Islam - Ijtihad adalah salah satu sumber hukum islam yang merupakan sebuah aturan yang menjadi panutan oleh para umat islam sebagai penuntun dalam berbuat kebaikan. Al Quran merupakan sumber hukum utama bagi kaum umat islam di dunia. Al Quran juga digunakan sebagai pedoman hidup, walaupun tidak secara rinci (lebih umum).
Untuk menyelesaikan sebuah perkara, sumber hukum yang pertama ditelusuri adalah Al Quran. Apabila di dalam kitab suci Al Quran ada penjelasan penyelesaian perkara, namun masih terlalu umum (tidak terlalu spesifik) maka yang harus dilakukan dengan mencari sumber hukum dari Al Hadist. Hadist merupakan sebuah kitab yang berisikan sabda Nabi Muhammad yang memberikan solusi atas segala perkara umat islam yang ada.
Namun ketika nabi telah meninggal dunia. Maka penyelesaian masalah masalah yang ada sulit untuk ditangani, akibat tidak adanya Nabi yang dapat memberikan solusi atas perkara tersebut. Kemudia munculah sebuah sumber hukum yang disebut dengan ijtihad. Lalu apa ijtihad sebagai sumber hukum islam.
via : en.wikipedia.org |
Untuk menyelesaikan sebuah perkara, sumber hukum yang pertama ditelusuri adalah Al Quran. Apabila di dalam kitab suci Al Quran ada penjelasan penyelesaian perkara, namun masih terlalu umum (tidak terlalu spesifik) maka yang harus dilakukan dengan mencari sumber hukum dari Al Hadist. Hadist merupakan sebuah kitab yang berisikan sabda Nabi Muhammad yang memberikan solusi atas segala perkara umat islam yang ada.
Namun ketika nabi telah meninggal dunia. Maka penyelesaian masalah masalah yang ada sulit untuk ditangani, akibat tidak adanya Nabi yang dapat memberikan solusi atas perkara tersebut. Kemudia munculah sebuah sumber hukum yang disebut dengan ijtihad. Lalu apa ijtihad sebagai sumber hukum islam.
Ijtihad sebagai Sumber Hukum Islam
Sumber hukum yang dapat dijadikan sebagai pedoman kehidupan adalah Al Quran dan Al Hadist. Semua permasalahan yang ada di dunia ini telah diatur di dalam kedua kitab tersebut. Namun tak jarang ada permasalahan yang solusinya tidak begitu jelas di dalam kedua kitab. Sumber hukum yang selanjutnya dapat dipakai adalah Ijtihad.
Menurut bahasa pengertian ijtihad merupakan melakukan segala kemampuan yang dimiliki untuk menyelesaikan sebuah perkaran atau permasalahan yang ada. Ijtihad merupakan sumber hukum yang ketiga setelah Al Quran dan Al Hadist. Penggunaan ijtihad pada zaman sekarang digunakan untuk tujuan kebaikan bersama atau kemasyalahatan umat islam bersama. Baca : Pengertian Ijma dan Qiyas
Ijtihad merupakan sebuah wadah untuk mencari solusi dari permasalahan permasalahan di zaman tidak adanya Nabi Muhammad SAW. Apabila Nabi Muhammad masih ada maka segala perkara yang ada akan diberikan ke NAbi untuk mencari solusi dari perkara tersebut.
Sumber hukum ijtihad dapat dilakukan ketika ada sebuah masalah atau perkara, dan belum ada solusi atas perkara tersebut maka seorang ahli agama dapat melakukan ijtihad terhadap umat islam. adapun orang yang dapat melakukan ijtihad antara lain;
Ijtihad merupakan sebuah wadah untuk mencari solusi dari permasalahan permasalahan di zaman tidak adanya Nabi Muhammad SAW. Apabila Nabi Muhammad masih ada maka segala perkara yang ada akan diberikan ke NAbi untuk mencari solusi dari perkara tersebut.
Sumber hukum ijtihad dapat dilakukan ketika ada sebuah masalah atau perkara, dan belum ada solusi atas perkara tersebut maka seorang ahli agama dapat melakukan ijtihad terhadap umat islam. adapun orang yang dapat melakukan ijtihad antara lain;
1. Mengerti memahami isi kandungan A1 Quran dan hadis terutama yang berkaitan denga hukum-hukum.
2. Mampu berbahasa Arab dengan baik sebagai kelengkapan dan kesempurnaan dalai menafsirkan A1 Quran dan hadis.
3. Mengetahui ilmu usul fikih secara luas.
4. Mengetahui dan mengerti soal-soal ijma.
5. Masalah yang sedang diijtihadkan bukan hukum syara� yang sudah jelas dasar hukumnya tetapi persoalan yang tidak ada dalil qat�i (pasti) serta bukan hukum yang bersangkutan denga akal dan ilmu kalam.
2. Mampu berbahasa Arab dengan baik sebagai kelengkapan dan kesempurnaan dalai menafsirkan A1 Quran dan hadis.
3. Mengetahui ilmu usul fikih secara luas.
4. Mengetahui dan mengerti soal-soal ijma.
5. Masalah yang sedang diijtihadkan bukan hukum syara� yang sudah jelas dasar hukumnya tetapi persoalan yang tidak ada dalil qat�i (pasti) serta bukan hukum yang bersangkutan denga akal dan ilmu kalam.
Apabila seseorang tidak memenuhi persyaratan di atas maka tidak boleh melakukan ijtihad, kepada umat islam.
Sekianlah artikel Ijtihad sebagai Sumber Hukum Islam. Semoga artikelnya dapat bermanfaat.